Foto : Ilustrasi Google
Allah Membenci Pemimpin Yang Mengejar Jabatan
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ وَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ
Abu said (abdurrahman) bin samurah r.a.
Berkata: rasulullah saw telah bersabda kepada saya : ya abdurrahman bin
samurah, jangan menuntut kedudukan dalam pemerintahan, karena jika kau
diserahi jabatan tanpa minta, kau akan dibantu oleh allah untuk
melaksanakannya, tetapi jika dapat jabatan itu karena permintaanmu, maka
akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan
apabila kau telah bersumpah untuk sesuatu kemudian ternyata jika kau
lakukan lainnya akan lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakan
apa yang lebih baik itu. (buchary, muslim)
Penjelasan:
Dalam hadis lain rasul s.a.w juga pernah
bersabda: “barang siapa telah menyerahkan sebuah jabatan atau amanat
kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.
Kedua hadis di atas sebenarnya mengajarkan kepada kita bahwa amanat itu
tidak perlu dicari dan jabatan itu tidak perlu dikejar. Karena bila kita
mencari dan mengejar amanat dan jabatan itu, maka niscaya allah tidak
akan memabntu kita. Akan tetapi bila kita tidak menuntut dan tidak
mencari amanat itu, maka justru allah akan membantu untuk meringankan
beban amanat itu sendiri.
Hadis di atas sebenarnya mengajarkan
tentang etika politik. Seoarang politisi tidak serta-merta bebas dari
etika, sebagaimana ditunjukkan oleh para politisi kita selama ini.
Melainkan seorang politisi dan kehidupan politik itu sendiri harus
berdasarkan sebuah kode etik. Bila kehidupan politik tidak berasarkan
etika, maka kesan yang muncul kemudian bahwa politik itu kotor. Padahal,
tidak selamanya politik itu kotor, nabi muhammad s.a.w sendiri pernah
menjadi seorang politisi, tapi tidak pernah bermain kotor.
Bila kita mencermati hadis di atas, maka
akan kita temukan bahwa citra “ke-kotoran” dari politik itu sebenarnya
bersumber dari sikap para pelakuknya yang ambisius. Dalam hal ini,
ambisi menjadi salah satu faktor uatama dalam membentuk sikap dan
pandangan politik eseorang sehingga menjadi kotor. Betapa tidak, dari
ambisi itu, seseorang bisa saja membunuh orang lain yang menjadi pesaing
politiknya. Dan dari ambisi itu pula seseorang bisa melakukan apa aja
untuk meraih jabatan politik yang diinginkannya, baik melalui korupsi,
penipuan, pembunuhan, ke dukun, dsb. Oleh sebab itu, “menjaga ambsi”
adalah sebuah etika politik yang diajarkan islam kepada umatnya,
terutama bagi mereka yang berkiprah di dunia politik.[I/L]
0 on: "Allah Membenci Pemimpin Yang Mengejar Jabatan"