:: Puspen TNI Resmi Tanggapi Iwan Bopeng, Perbuatannya Dilakukan Tidak Hanya di Satu TPS || Posting Bantuan Banjir, Fanspage DivHumasPolri Diserbu Komentar Miring || Prof. Yusril: Mudah-Mudahan Keterangan Saya Bisa Hentikan Kasus Habib Rizieq Petik Hikmah 2017 :: Pengertian Taubat Dan Syarat-syarat Bertaubat Kepada Allah - Petik Hikmah

Ads

Theme images by Storman. Powered by Blogger.

Comments

Facebook

Blog Archive

Elegant Themes

Ad Home

Breaking News

Design

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Featured
Most Popular

Lorem

Lorem Ipsum

Beauty

Lorem Ipsum

About This Blog

Follow us on facebook

Featured

About Me

Business

Advertisement

Follow Us

Sponsor

Popular Posts

Services

Featured Video

I Am The Author

Wednesday, January 18, 2017

Pengertian Taubat Dan Syarat-syarat Bertaubat Kepada Allah




Dzikir tidaklah bisa terlepas dari kehidupan manusia yang beriman hanya kepada ALLAH SWT. serta mengakui Kekuasaan dan Keagungannya didalam lahir maupun bathin.
Allah SWT berfirman: Oleh karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku mengingat kalian. (QS al Baqarah [2]: 152).
Tsabit bin al-Banant RA. berkata, “Saya tahu kapan Allah SWT mengingat saya.
“Bagaimana Anda mengetahui hal itu?” tanya para muridnya.Apabila saya mengingat-Nya, Dia pasti mengingat saya,” jawabnya.

Perintah-perintah Allah Kepada Hambanya :
Allah SWT berfirman:
Berzikirlah kalian (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS al-Ahzab [33]: 41).
(Yaitu) orang –orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring. (QS Ali-Imran [3]:191).
Apabila kalian telah selesai shalat, ingatlah Allah di saat berdiri, duduk, dan berbaring. (QS an-Nisa [4]:103).
Tentang ayat 103 surah an-Nisa di atas, Ibn ’Abbas ra. berkata, ”Maksudnya adalah pada malam dan siang hari, di daratan, di lautan, dalam perjalanan dan ketika tinggal di rumah, ketika kaya dan dalam keadaan miskin, ketika sakit dan ketika sehat, serta secara tersembunyi dan terang-terangan.”
Rasulullah bersabda, ”Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang –orang yang lalai adalah seperti pohon hijau ditengah pohon-pohon yang kering. Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang-orang yang lalai adalah seperti orang yang berjuang di tengah orang-orang yang lari dari medan perang.”

Rasulullah Saw ditanya,”Amalan apa yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Engkau mati sementara lisanmu basah karena zikir kepada Allah ’Azza wa jalla.”

Dalam hadist disebutkan bahwa Allah SWT berfirman,”Apabila hamba-Ku mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari itu. Apabila ia mendekat kepadanya sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia berjalan menuju kepada-Ku, Aku berlari kepadanya.” (Maksud ”berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya.

Abu Hurairah RA. berkata, ”Penghuni langit memperhatikan rumah-rumah penduduk bumi yang disebutkan nama Allah SWT, sebagaimana mereka memperhatikan bintang-bintang.”
Sufyan ibn Uyaynah ra mengatakan bahwa jika suatu kaum berkumpul untuk berzikir kepada Allah SWT, pasti setan dan dunia lari. Setan berkata kepada dunia,”Tidakkah engkau melihat apa yang mereka perbuat?”

Dunia menjawab, ”Biarkan mereka, karena jika mereka telah bubar aku akan membawa leher mereka kepadamu.”

Abu Hurairah RA. meriwayatkan bahwa ia masuk pasar. Ia berkata, ”Aku melihat kalian disini sementara warisan Rasulullah Saw dibagikan di dalam masjid.”
Orang-orang lalu pergi ke masjid dan meninggalkan pasar. Akan tetapi, mereka tidak melihat warisan itu. Mereka berkata, ”Wahai Abu Hurairah, kami tidak melihat warisan dibagikan di dalam masjid.”
Abu Hurairah balik bertanya, ”Apa yang kalian lihat?”
Mereka menjawab, ”Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Alquran.”

Abu Hurairah berkata, ”Itulah warisan Rasulullah SAW.”
Al-A’masy meriwayatkan hadis dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau bersabda, ”Allah ’Azza wa Jalla memiliki para malaikat yang selalu memuji-Nya di bumi. Mereka mencatat amalan manusia. Apabila mereka menemukan suatu kaum sedang berzikir kepada Allah, mereka menyeru, ”Marilah menuju sasaran!”
Para Malaikat pun datang dan mengelilingi mereka. Kemudian mereka kembali ke langit. Allah SWT bertanya,” Apa yang hamba-hambaKu kerjakan ketika kalian meninggalkan mereka?”
Para malaikat menjawab, ”Kami meninggalkan mereka dalam keadaan memuji, memuliakan, dan menyucikan Mu.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Apakah mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka akan lebih banyak bertasbih dan memuliakanMu.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Dari apa mereka memohon perlindungan?”
Para malaikat menjawab, ”Dari api neraka.”
Allah SWT bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih takut padanya dan lebih banyak berusaha menghindarinya.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Apa yang mereka cari?”
Para malaikat menjawab,”Surga.”
Allah SWT bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah bertanya lagi,”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih besar lagi keinginannya.’

Allah berfirman, ”Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
Sumber : Ringkasan Mukasyafah Al Qulub (Imam Al Ghazali)

0 on: "Pengertian Taubat Dan Syarat-syarat Bertaubat Kepada Allah"