Petik Hikmah - Abul Ash bin Rabi' Al-Absyami Al-Quraisyi
adalah seorang pemuda kaya, rupawan dan mempesona setiap orang yang
memandangnya. Dia bergelimang dalam kenikmatan, dengan status sosial
yang tinggi sebagai bangsawan.
Ia mewarisi dari kaum Quraiys
bakat dan keterampilan berdagang pada dua musim; musim dingin dan musim
panas. Kendaraannya tidak pernah berhenti pergi dan pulang antara Makkah
dan Syam. Kafilahnya mencapai 200 orang personil dan 100 ekor unta.
Masyarakat menyerahkan harta mereka kepadanya untuk diperdagangkan.
1. Silsilah dan Pernikahannya dengan Puteri Nabi
Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah, adalah bibi Abul Ash.
Khadijah menganggapnya seperti anak kandung sendiri. Ia ditempatkan di
rumahnya dengan penuh kasih sayang. Begitu juga kasih sayang Rasulullah tidak kurang dari sayang Khadijah. Setelah cukup usia, Abul Ash menikah dengan Zainab,
putri Rasulullah. Namun ketika beliau menerima wahyu dan diutus sebagai
Rasul, Abul Ash enggan beriman. Ia tetap setia dengan agama nenek
moyangnya. Walau demikian, ia tetap mencintai istrinya, Zainab binti
Muhammad SAW. Ketika pertentangan antara Rasulullah dan kaum kafir
Quraiys semakin meningkat, mereka saling menyalahkan sesamanya. Mereka
meminta Abul Ash menceraikan Zainab dan mengembalikannya kepada orang
tuanya. Namun Abul Ash menolak, ia tetap mencintai istrinya dan tak mau
menceraikannya.
2. Menjadi Tawanan Perang Badar
Sementara
itu, dua orang putri Rasulullah yang lain; Ruqayyah dan Ummu Kultsum
telah dicerai oleh suami masing-masing. Rasulullah gembira menerima
kembalinya dua orang putrinya itu. Bahkan beliau berharap Abul Ash
melakukan hal yang sama terhadap Zainab. Namun beliau tak kuasa untuk
memaksakan keinginannya. Apalagi waktu itu, hukum Islam belum
mengharamkan perkawinan wanita mukminah dengan pria musyrik. Setelah
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kaum Quraiys memerangi beliau di
Badar. Abul Ash terpaksa ikut berperang di pihak Quraiys, memerangi
Rasulullah dan kaum Muslimin. Atas pertolongan Allah, kaum Muslimin
menang di Badar, dan Abul Ash pun menjadi tawanan.
Rasulullah mewajibkan setiap tawanan menebus diri mereka jika ingin
bebas. Beliau menetapkan besar uang tebusan itu antara 1.000-4.000 dirham, sesuai dengan kedudukan dan kekayaan sang tawanan di kaumnya.
3. Tebusan Yang Membuat Nabi Sedih
Zainab juga mengirim utusan ke Madinah untuk menebus suaminya. Dalam uang
tebusan yang ia kirim terdapat sebuah kalung pemberian ibunya, Khadijah
binti Khuwailid. Melihat kalung itu, wajah Rasulullah berubah sedih.
Beliau menoleh kepada para sahabat seraya berkata, "Harta ini dikirim
Zainab untuk menebus suaminya, Abul Ash. Jika kalian setuju, kuharap
bebaskan tawanan itu tanpa uang tebusan. Uang dan harta Zainab kirimkan
kembali kepadanya!"
"Baik, ya Rasulullah," jawab para sahabai.
Rasulullah membebaskan Abul Ash dengan syarat dia segera mengantarkan
Zainab kepada beliau. Maka ketika tiba di Makkah, Abul Ash segera
mempersiapkan diri untuk memenuhi janjinya kepada Rasulullah. Ia
memerintahkan istrinya agar bersiap-siap melakukan perjalanan jauh ke
Madinah. Para utusan Rasulullah menunggu tidak jauh di luar kota Makkah.
Setelah berpisah dengan istrinya, Abul Ash tetap tinggal di Makkah
hingga menjelang pembebasan kota Makkah. Dia tetap berdagang ke Syam
seperti yang biasa dilakukannya.
4. Meminta Perlindungan Zainab
Pada suatu
hari dalam perjalanan pulang ke Makkah, kafilahnya dicegat oleh pasukan
patroli Rasulullah di tengah jalan dekat kota Madinah. Unta-unta dan
barang muatan dirampas, para pengiringnya ditawan. Mujur bagi Abul Ash,
ia berhasil lolos dan melarikan diri. Menjelang malam, ia memasuki kota
Madinah dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati. Sampai di kota dia
mendatangi rumah Zainab dan meminta perlindungan. Zainab pun
melindunginya.
Tak lama kemudian Rasulullah menemui Zainab dan berkata, "Hormatilah
Abul Ash. Tetapi ketahuilah, kamu tidak halal lagi baginya!"
Abul Ash dibebaskan oleh Rasulullah. Seluruh hartanya dikembalikan lagi.
Ia pun berangkat ke Makkah, membawa kafilah dan barang dagangan kaum
Quraiys. Sampai di Makkah ia melunasi semua kewajibannya kemudian
berkata, "Wahai kaum Quraiys, adakah orang yang belum menerima
pembayaran dariku?"
"Tidak. Semoga Tuhan memberi balasan kepadamu dengan balasan yang lebih
baik," jawab mereka.
5. Akhirnya Masuk Islam
"Sekarang
ketahuilah," kata Abul Ash. "Aku telah membayar hak kalian
masing-masing. Maka kini dengarkan, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad sesungguhnya utusan Allah. Demi Allah, tidak
yang menghalangiku untuk menyatakan berislam kepada Muhammad ketika
berada di Madinah, kecuali kekhawatiranku seandainya kalian menyangka
aku masuk Islam karena memakan harta kalian. Kini setelah Allah
membayarnya kepada kalian semua dan tanggungjawabku telah selesai, aku
menyatakan masuk Islam."
Abu Ash keluar dari Makkah dan menemui Rasulullah di Madinah. Beliau
menyambut kedatangannya dan menyerahkan Zainab kembali padanya.
Rasulullah bersabda, "Dia berbicara kepadaku, dan aku memercayainya. Dia
berjanji kepadaku, dan dia memenuhi janjinya."
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha
suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
0 on: "Abul 'Ash; Suami Zainab yang Dipisahkan Ketika Menolak Beriman"