بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Siapakah kiranya orang yang dipegang Rasulullah saw. dengan tangan kanannya sambil bersabda mengenai pribadinya.....
Siapakah orang yang dikirim oleh Nabi ke medan tempur Dzaatus Salasil sebagai bantuan bagi Amr bin 'Ash, dan diangkatnya sebagai panglima dari suatu pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Bakar dan Umar.....?
Siapakah orang yang tinggi perawakannya tetapi kurus tubuhnya, tipis
jenggotnya, berwibawa wajahnya, dan ompong karena patah dua gigi
mukanya.....?
Yah, siapakah kiranya orang kuat lagi terpercaya, sehingga Umar bin
Khattab ketika hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir pernah
berkata mengenai pribadinya:
"Seandainya Abu 'Ubadah ibnl Jarrah masih hidup, tentulah ia diantara
orang-orang yang akan saya angkat sebagai penggantiku. Dan jika Tuhanku
menanyakan hal itu tentulah akan saya jawab: 'Saya angkat kepercayaan
Allah dan kepercayaan RasulNya..... '"
1. Siapakah Ab 'Ubaidah bin Jarrah itu ?
Nama lengkapnya Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys, namun lebih dikenal dengan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang,
sehingga mereka simpati kepadanya. Di samping sifatnya yang lemah
lembut, dia sangat tawadhu' dan pemalu. Tapi bila menghadapi suatu
urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan. Abdullah bin Umar
pernah berkata tentang orang-orang yang mulia. "Ada tiga orang Quraiys
yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaknya dan sangat pemalu. Bila
berbicara mereka tidak pernah dusta. Dan apabila orang berbicara,
mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Affan, dan Abu Ubaidah bin Jarrah."
Kelompok Pertama Masuk Islam
Abu Ubaidah termasuk kelompok pertama sahabat yang masuk Islam. Dia
masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, sehari setelah Abu Bakar
masuk Islam. Waktu menemui Rasulullah saw. dia bersama-sama dengan Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mazh'un dan Arqam bin Abi Arqam untuk
mengucapkan syahadat di hadapan beliau. Oleh sebab itu, mereka tercatat
sebagai pilar pertama dalam pembangunan mahligai Islam yang agung dan
indah. Dalam kehidupannya sebagai Muslim, Abu Ubaidah mengalami masa
penindasan yang kejam dari kaum Quraiys di Makkah sejak permulaan sampai
akhir. Dia turut menderita bersama kaum Muslimin lainnya. Walau
demikian, ia tetap teguh menerima segala macam cobaan, tetap setia
membela Rasulullah saw. dalam tiap situasi dan kondisi apa pun.
Diburu Oleh Orang Tuanya
Dalam Perang Badar, Abu Ubaidah berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa
takut mati. Namun tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan
mengejarnya. Kemana pun ia lari, tentara itu terus mengejarnya dengan
beringas. Abu Ubaidah menghindar dan menjauhkan diri untuk bertarung
dengan pengejarnya. Ketika si pengejar bertambah dekat, dan merasa
posisinya strategis, Abu Ubaidah mengayunkan pedang ke arah kepala
lawan. Sang lawan tewas seketika dengan kepala terbelah. Siapakah lawan
Abu Ubaidah yang sangat beringas itu? Tak lain adalah Abdullah bin Jarrah, ayah kandungnya sendiri! Abu Ubaidah tidak membunuh ayahnya, tapi membunuh kemusyrikan yang bersarang dalam pribadi ayahnya.
Berkenaan dengan kasus Abu Ubaidah ini, Allah SWT berfirman: "Kamu
tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang
telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang
beruntung." (Q.S. Al-Mujaadalah: 23).
Ayat di atas tidak membuat Abu Ubaidah besar kepala dan membusungkan
dada. Bahkan menambah kokoh imannya kepada Allah dan ketulusannya
terhadap agama-Nya.
2. Orang Kepercayaan Umat Muhammad
Orang yang mendapatkan gelar "kepercayaan umat Muhammad"
ini ternyata menarik perhatian orang-orang besar, bagaikan magnet yang
menarik logam di sekitarnya.
Utusan Nasrani Memintanya Menjadi Pengadil
Pada suatu ketika, utusan kaum Nasrani datang menghadap Rasulullah
seraya berkata, "Wahai Abu Qasim, kirimlah kepada kami seorang sahabat
anda yang pintar menjadi hakim tentang harta yang menyebabkan kami
berselisih sesama kami. Kami senang menerima putusan yang ditetapkan
kaum Muslimin." "Datanglah sore nanti, saya akan mengirimkan kepada
kalian 'orang kuat yang terpercaya'," kata Rasulullah saw..
Umar bin Al-Khathab berujar, "Aku ingin tugas itu tidak diserahkan
kepada orang lain, karena aku ingin mendapatkan gelar 'orang kuat yang
terpercaya'."
Selesai shalat, Rasulullah menengok ke kanan dan ke kiri. Umar sengaja
menonjolkan diri agar dilihat Rasulullah. Namun beliau tidak
menunjuknya. Ketika melihat Abu Ubaidah, beliau memanggilnya dan
berkata, "Pergilah kau bersama mereka. Adili dengan baik perkara yang
mereka perselisihkan!
Abu Ubaidah berangkat bersama para utusan tersebut dengan menyandang
gelar "orang kuat yang terpercaya".
Abu Ubaidah selalu mengikuti Rasulullah berperang dalam tiap peperangan
yang beliau pimpin, hingga beliau wafat.
Bai'at dan Taat Pada Khalifah
Dalam musyawarah pemilihan khalifah yang pertama (Al-Yaum Ats-Tsaqifah),
Umar bin Al-Khathab mengulurkan tangannya kepada Abu Ubaidah seraya
berkata, "Aku memilihmu dan bersumpah setia, karena aku pernah mendengar
Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya tiap-tiap umat mempunyai orang
kepercayaan. Dan orang paling dipercaya dari umat ini adalah engkau."
Abu Ubaidah menjawab, "Aku tidak mau mendahului orang yang pernah
disuruh Rasulullah untuk mengimami kita shalat sewaktu beliau hidup—Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Walaupun sekarang beliau telah wafat, marilah kita
imamkan juga dia."
Akhirnya mereka sepakat untuk memilih Abu Bakar menjadi khalifah
pertama, sedangkan Abu Ubaidah diangkat menjadi penasihat dan pembantu
utama khalifah. Setelah Abu Bakar wafat, jabatan khalifah pindah ke
tangan Umar bin Al-Khathab. Abu Ubaidah selalu dekat dengan Umar dan
tidak pernah menolak perintahnya. Pada masa pemerintahan Umar, Abu
Ubaidah memimpin tentara Muslimin menaklukkan wilayah Syam (Suriah). Dia
berhasil memperoleh kemenangan berturut-turut, sehingga seluruh wilayah
Syam takluk di bawah kekuasaan Islam, dari tepi sungai Furat di sebelah
timur hingga Asia kecil di sebelah utara.
3. Abu Ubaidah Wafat
Abu Ubaidah
meninggal dunia karena terkena penyakit menular yang mewabah di Syam.
Menjelang wafatnya, ia berwasiat kepada seluruh prajuritnya, "Aku
berwasiat kepada kalian. Jika wasiat ini kalian terima dan laksanakan,
kalian tidak akan sesat dari jalan yang baik, dan senantiasa dalam
keadaan bahagia. Tetaplah kalian menegakkan shalat, berpuasa Ramadhan,
membayar zakat, dan menunaikan haji dan umrah. Hendaklah kalian saling
menasihati sesama kalian, nasihati pemerintah kalian, dan jangan biarkan
mereka tersesat. Dan janganlah kalian tergoda oleh dunia. Walaupun
seseorang berusia panjang hingga seribu tahun, dia pasti akan menjumpai
kematian seperti yang kalian saksikan ini." Kemudian dia menoleh kepada Mu'adz bin Jabal,
"Wahai Muadz, sekarang kau yang menjadi imam (panglima)!" Tak lama
kemudian, ruhnya meninggalkan jasad untuk menjumpai Tuhannya.
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha
suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
0 on: "Kisah Abu 'Ubaidah bin Jarrah; Orang Kepercayaan Umat Muhammad"