بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
1. Kisahnya Masuk Islam
Pada suatu ketika Thalhah dan rombongan pergi ke Syam.
Di Bushra, Thalhah mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis
hidupnya. Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, "Wahai para
pedagang, adakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?"
"Ya, aku penduduk Makkah," sahut Thalhah. "Sudah munculkah orang di
antara kalian orang bernama Ahmad?" tanyanya. "Ahmad yang mana?" "Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.
Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak ia akan
hijrah dari negerimu ke negeri berbatu-batu hitam yang banyak pohon
kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air
dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda," sambung
pendeta itu. Ucapan pendeta itu begitu membekas di hati Thalhah hingga
tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar ia langsung pulang ke Makkah.
Setibanya di Makkah, ia langsung bertanya kepada keluarganya, "Ada peristiwa apa sepeninggalku?" "Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya," jawab mereka. ”Aku kenal Abu Bakar.
Dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut. Dia pedagang
yang berbudi tinggi dan teguh. Kami berteman baik, banyak orang menyukai
majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah lirih.
Setelah itu Thalhah langsung mencari Abu Bakar.
"Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau
mengikutinya?" "Betul." Abu Bakar menceritakan kisah Muhammad sejak
peristiwa di gua Hira' sampai turunnya ayat pertama. Abu Bakar mengajak
Thalhah untuk masuk Islam. Usai Abu Bakar bercerita Thalhah ganti
bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta Bushra. Abu Bakar
tercengang. Lalu Abu Bakar mengajak Thalhah untuk menemui Muhammad dan
menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta Bushra. Di hadapan
Rasulullah, Thalhah langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.
2. Pengorbanannya untuk Rasulullah saw.
Bersama dengan Rasulullah saw., ia ikut dalam Perang Uhud, Perang Hunain, dan Perang Tabuk. Dalam Perang Uhud, Rasulullah menggelarinya Thalhah Al-Khair (orang baik). Sementara dalam Perang Hunain, Beliau menggelarinya Thalhah Al-Jud (orang yang dermawan). Sedangkan dalam Perang Tabuk digelari dengan Thalhah Al-Fayyadh (Pribadi yang pemurah) dan Ash-Shubaih Al-Mulaih Al-Fushaih. Beliau selalu aktif di setiap peperangan kecuali Perang Badar. Beliau telah menyertai peperangan Uhud dan menyumbangkan suatu sumbangan yang besar Di dalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau.. Beliau telah melindungi Nabi s.a.w dengan dirinya sendiri dan menahan panah dari terkena baginda dengan tangannya sehingga lumpuh jari-jarinya. ia menderita luka parah yang luar biasa. Kemudian ia menggendong Beliau dan membawanya naik ke puncak bukit. Ia tergolong sahabat yang kaya raya dan gemar berderma. Tentang Thalhah, Rasulullah saw. mengatakan,''Thalhah dan Zubair, keduanya adalah tetanggaku di surga'' [1]. Beliau juga mengatakan,''Siapa yang ingin melihat seorang syahid berjalan di muka bumi, hendaklah ia melihat Thalhah ibn Ubaidillah''[2].3. Thalhah Wafat di Kubu Mu'awiyah
Talhah bin Ubaidillah
meninggal dunia pada tahun 36 Hijrah bersamaan 656 Masehi. Thalhah
wafat pada usia 60 (enam puluh) tahun dan dikubur di suatu tempat dekat
padang rumput di Basra. Beliau meninggal dunia terkena panah pada
peperangan Jamal. Sewaktu terjadi pertempuran "Aljamal", Thalhah (di
pihak lain) bertemu dengan Ali r.a.
dan Ali r.a. memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang.
Sebuah panah mengenai betisnya maka dia segera dipindahkan ke Basra dan
tak berapa lama kemudian karena lukanya yang cukup dalam ia wafat. Tidak
ada kegembiraan paling diharapkan sahabat Rasulullah saw., melebihi
kedudukan yang disandangkan Baginda kepada Thalhah bin Ubaidillah yang
tidak heranlah hatinya tenteram mendengar kata-kata itu. Dialah insan
yang akan hidup dan mati termasuk salah seorang mereka yang menepati
benar apa dijanjikan Allah, dan dia tidak terkena fitnah dan tidak
mendapat kesukaran.
Rasulullah pernah berkata kepada para sahabat, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan di atas bumi maka lihatlah Thalhah." Hal itu juga dikatakan Allah dalam firmanNya : "Di
antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur.
Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka
sedikitpun tidak merubah janjinya." (Al-Ahzaab: 23).
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ
ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji
bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun
dan bertaubat kepada-Mu.”
0 on: "Kisah Thalhah bin Ubaidillah; Salah Satu Tetangga Rasulullah di Surga"