Petik Hikmah - Hadis Nabi yang kontennya memperbincangkan barzakh dengan segala rupa
dan bagiannya amatlah banyak dan beragam. Diantaranya adalah hadis dari
Ibnu Umar r.a. yang menginformasikan pada kita tentang kemana ruh
seseorang akan berdiam setelah mati.
Shahih Bukhari no. 1290 (Hadis ini berkualitas hasan)
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي
مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا
مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ[1]
Ibnu Umar r.a menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya
jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, akan diperlihatkan
kepadanya tempat tinggalnya (di akhirat nanti) pada pagi dan petang
hari. Jika termasuk penghuni surga, maka ia akan menghuni surga, dan
jika termasuk penghuni neraka, maka ia akan menghuni neraka. Dan
dikatakan kepadanya: “Inilah tempat tinggalmu hingga Allah
membangkitkanmu di hari kiamat”.
Ketika hadis diatas ditakhrij, ditemukan beberapa teks hadis lain yang
hampir serupa baik lafazh maupun makna, diantaranya sebagai berikut:
Shahih Bukhari no. 3001 (Hadis ini berkualitas shahih)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ فَإِنَّهُ يُعْرَضُ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ[2]
Shahih Bukhari no. 6034 (Hadis ini berkualitas shahih)
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ غُدْوَةً
وَعَشِيًّا إِمَّا النَّارُ وَإِمَّا الْجَنَّةُ فَيُقَالُ هَذَا
مَقْعَدُكَ حَتَّى تُبْعَثَ إِلَيْهِ[3]
Shahih Muslim no. 5111 (Hadis ini berkualitas shahih)
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَاتَ الرَّجُلُ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ
بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَالْجَنَّةُ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَالنَّارُ قَالَ ثُمَّ يُقَالُ هَذَا
مَقْعَدُكَ الَّذِي تُبْعَثُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ[4]
Musnad Ahmad bin Hambal no. 4983 (Hadis ini berkualitas shahih)
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا فُضَيْلُ
بْنُ غَزْوَانَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُعْرَضُ عَلَى ابْنِ آدَمَ مَقْعَدُهُ
مِنْ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ غُدْوَةً وَعَشِيَّةً فِي قَبْرِهِ[5]
Penjelasan Hadis Alam Barzakh
Hadis di atas dengan jelas mengandung informasi akan adanya nikmat dan
siksa kubur. Ia mengisyaratkan bahwa nasib seseorang setelah berada di
alam sana (alam barzakh maupun alam akhirat) ditentukan semata-mata oleh
amal perbuatannya selama ia hidup di dunia. Al-Qur’an dalam Q.S. Ghafir
ayat 46 juga mengisyaratkan akan hal ini:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras." (Q.S. Ghafir :46)
Selain itu, dalam hadis lain juga disebutkan mengenai gambaran liang lahat bagi penghuninya:
إنما القبر روضة من رياض الجنة او حفرة من حفر النار
Sesungguhnya kubur itu adalah sebuah taman dari taman surga atau sebuah
lubang dari lubang neraka. (Riwayat Tirmidzi dari Abu Sa’id
al-Khudri)[6]
التوربشتي mengungkapkan, tiap manusia, setelah kematiannya,
diperlihatkan takdirnya masing-masing. Maka jika ia termasuk penghuni
surga, ia benar-benar akan menghuni surga, begitupun sebaliknya.
Dalam Tuhfah al-Ahwadzi disinggung bahwa faedah dari diperlihatkannya
tempat tinggal seseorang, bagi orang-orang yang mu’min lagi taat pada
Allah, ialah untuk memberikan kabar gembira bagi ruh-ruh mereka, bahwa
mereka telah memperoleh balasan dan kedudukan yang tetap di alam akhirat
nanti, yakni di surga.
Apakah “barzakh” itu?
Suatu peristiwa yang tak dapat terelakkan lagi oleh manusia adalah
kematian. Setelah menjalani kehidupan di dunia, manusia akan meninggal
dan memasuki dunia baru yang sama sekali lain dengan dunia yang semula
ditinggalinya. Setelah meninggalkan dunia ini, “hidup” manusia masih
terbagi pada beberapa fase atau periode: Periode “Menunggu”, dikenal
dengan “alam barzakh”; Periode “Peralihan”, atau “kiamat besar”; Periode
“Kebangkitan”, atau “mahsyar”; Periode “Pengadilan”, atau “hisab”;
Periode Pembalasan, yakni dimasukkannya manusia ke dalam surga atau
neraka, berdasarkan amalan-amalan yang diperbuatnya semasa di dunia.
Barzakh umumnya diartikan sebagai dinding, sekat, maksudnya pemisah
antara dua alam yang berbeda. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud dengan
barzakh ialah masa sejak roh seseorang berpisah dari jasadnya sampai
hari kebangkitan,[7] sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Mu’minun: 100.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia). (99) Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada
dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.
Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai "periode antara kehidupan
dunia dan akhirat". Maksudnya, keberadaan di sana memungkinkan seseorang
untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan di sana bagaikan
berada dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan
penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka
melihat kita yang hidup di pentas bumi ini. Barzakh bersifat sementara,
yaitu sampai tibanya hari kebangkitan. Karena, setelah datangnya hari
tersebut, akan ada kehidupan lain lagi, yaitu kehidupan tahap terakhir,
kehidupan di alam akhirat.
Barzakh adalah kubur, pintu gerbang akhirat, dan ia meliputi seluruh
macam pekuburan. Ada yang berkubur di tanah, di dasar laut, di dalam
perut ikan, di dalam perut binatang buas bahkan burung, atau jadi abu
yang diterbangkan oleh angin.
Dengan kematian, seseorang beranjak untuk memasuki saat pertama dari
hari akhir. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa: “Siapa yang
meninggal, maka kiamatnya telah bangkit.”[8] Maka kiamat ini dinamai
"kiamat kecil". Saat itu yang bersangkutan dan semua yang meninggal
sebelumnya hidup dalam satu alam yang dinamai dengan alam barzakh.
Mereka semua menanti kedatangan kiamat besar, yang ditandai dengan
peniupan sangkakala pertama.
Tempat Ruh di Barzakh
Bey Arifin dalam bukunya Hidup Sesudah Mati lebih jauh mengklasifikasi
kondisi ruh di alam barzakh ke dalam beberapa tingkatan:[9]
° Pertama, ruh para Nabi dan Rasul, yang menempati derajat tertinggi.
° Kedua, ruh para syuhada’, yang diumpamakan sebagai burung-burung hijau yang beterbangan dalam surga.
° Ketiga, ruh-ruh yang tertahan di pintu surga, karena suatu atau beberapa sebab tertentu.
° Keempat, ruh-ruh yang tertahan di kuburnya masing-masing.
° Kelima, ruh-ruh yang berkedudukan di pintu surga, dan menerima rizki dari Tuhannya tiap pagi dan petang.
° Keenam, ruh-ruh yang tertahan di permukaan bumi, dan ia tidak dapat kembali ke tempat yang lebih tinggi.
° Ketujuh, ruh-ruh yang tempatnya berada di lubang yang panas, dalam
sungai darah, dan lain-lain, dan ia disiksa secara terus-menerus hingga
hari kiamat.
0 on: "Memahami Hadis Tentang Alam Barzakh "