Petik Hikmah - Abdullah bin Jahsyi adalah putra bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muthalib. Di samping itu, ia juga ipar Rasulullah karena saudara perempuannya, Zainab binti Jahsyi adalah istri Nabi saw. Abdullah bin Jahsyi memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Karena itu, ia termasuk di antara sahabat yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.
Ketika Rasulullah mengizinkan para sahabat untuk hijrah ke Madinah,
Abdullah bin Jahsyi tercatat sebagai orang kedua yang hijrah setelah Abu Salamah.
Bagi Abdullah, hijrah ke Madinah bukanlah pengalaman baru. Sebelumnya
ia pernah hijrah ke Habasyah. Hanya saja, kali ini ia bersama istri,
anak-anak dan keluarga terdekatnya.
1. Menjadi Amirul Mukminin Pertama
Ketika Rasulullah
membentuk Laskar Islam, beliau memilih delapan orang yang dipandang
mampu dalam berperang. Di antara mereka adalah Abdullah bin Jahsyi dan Sa'ad bin Abi Waqqash.
Dalam kelompok tersebut akhirnya terpilihlah Abdullah bin Jahsyi
sebagai pimpinan. Sebuah bendera diikatkan oleh Rasulullah di tongkatnya
dan diserahkan kepada Abdullah. Itulah bendera Islam pertama dan
Abdullah bin Jahsyi memegangnya. Karena itu, ia dikenal orang untuk
pertama kali sebagai Amirul Mukminin. Setelah dilantik sebagai Amir, ia
diperintahkan oleh Nabi saw. untuk melakukan ekspedisi dengan tugas
pengintaian. Rasulullah melarang membuka surat perintah beliau melainkan
setelah dua hari perjalanan.
Setelah dua hari perjalanan, Abdullah bin Jahsyi membuka surat tersebut
dan membacanya: "Bila kamu membaca surat
ini, teruskanlah perjalananmu ke arah Makkah. Berhentilah diantara Thaif
dan Makkah. Amatilah gerak-gerik kaum Quraisy dan segera laporkan
kepada kami!"
2. Penyergapan Diluar Perintah Nabi
Sesuai perintah
Rasulullah, Abdullah bin Jahsyi meneruskan perjalanannya dan tiba di
Nakhlah. Di tempat tersebut mereka mempersiapkan pos pengintaian. Ketika
mereka tengah bersiap-siap, tiba-tiba di kejauhan terlihat sekelompok
kabilah Quraisy yang membawa barang-barang dagangan. Abudullah
bermusyawarah dengan pasukannya. Apakah kabilah itu akan diserang
ataukah tidak? Saat itu hari terakhir bulan Haram. Jika mereka melakukan
penyerangan, berarti melanggar kehormatan bulan Haram dan mengundang
kemarahan seluruh bangsa Arab. Jika dibiarkan lewat, mereka masuk ke
Tanah Haram (Makkah), berarti membiarkan mereka masuk ke tempat aman
karena di sana dilarang berperang. Akhirnya mereka memutuskan untuk
menyerang dan merampas harta kabilah itu. Mereka berhasil menewaskan
seorang anggota rombongan Quraisy. Dua orang tertawan dan seorang lagi
melarikan diri. Abdullah bin Jahsyi dan pasukannya membawa harta
rampasan dan dua orang tawanan itu ke Madinah. Begitu tiba di hadapan
Rasulullah, beliau langsung marah karena Abdullah bin Jahsyi dan
pasukannya bertindak di luar perintah.
3. Turunnya Ayat yang Memaklumi Tindakan Abdullah
Rasulullah bersabda,
"Demi Allah, aku tidak memerintahkan kalian menyerang, merampas,
menawan, apalagi membunuh. Aku hanya memerintahkan kalian supaya mencari
berita mengenai orang-orang Quraisy, mengamati gerak-gerik mereka,
kemudian melaporkan kepadaku." Abdullah bin Jahsyi menyadari
kecerobohannya itu telah memberi peluang ampuh bagi kaum Quraisy untuk
merangkul kabilah-kabilah Arab guna memusuhi kaum Muslimin. Bahkan tidak
menutup kemungkinan akan mengundang agresi militer. Tak dapat
dibayangkan bagaimana beratnya beban moril yang ia tanggung. Namun
demikian, imannya tetap tegar. Dia selalu beristighfar dan memohon
ampunan kepada Allah.
Akhirnya Allah SWT memberikan kabar gembira kepada mereka dengan
turunnya ayat:
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلشَّہۡرِ ٱلۡحَرَامِ قِتَالٍ۬ فِيهِۖ قُلۡ قِتَالٌ۬ فِيهِ كَبِيرٌ۬ۖ
وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَڪُفۡرُۢ بِهِۦ وَٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ
وَإِخۡرَاجُ أَهۡلِهِۦ مِنۡهُ أَكۡبَرُ عِندَ ٱللَّهِۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ
أَڪۡبَرُ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَـٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ
يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِڪُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَـٰعُواْۚ وَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ
عَن دِينِهِۦ فَيَمُتۡ وَهُوَ ڪَافِرٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ حَبِطَتۡ
أَعۡمَـٰلُهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ
ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ
"Mereka
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan Haram.
Katakanlah: 'Berperang pada bulan Haram adalah dosa besar. Tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi
masuk ke Masjidil Haram dan mengusir penduduk dari sekitarnya lebih
besar dosanya di sisi Allah..." (QS Al-Baqarah: 217).
Setelah ayat tersebut
turun, tenanglah hati Rasulullah. Harta rampasan itu disita untuk Baitul
Mal dan kedua tawanan dimintai tebusan. Rasulullah setuju dengan apa
yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Jahsyi dan pasukannya.
4. Do'a Ingin Bertemu Musuh Terkejam Dikabulkan Allah.
Ketika terjadi Perang
Badar, Abdullah ikut berjuang bersama kaum Muslimin. Dalam peperangan
itu, ia cedera cukup parah. Pada saat Perang Uhud, terjadi sebuah
peristiwa yang dialami oleh Abdullah bin Jahsyi dan Sa'ad bin Abi
Waqqash. Saat itu keduanya berada di sebuah tempat yang agak terpencil.
Sa'ad bin Abi Waqqash berdoa, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan musuh
yang paling kejam dan jahat. Aku akan berkelahi dengannya dan berilah
aku kemenangan." Abdullah bin Jahsyi mengamini doa tersebut, seraya
menambahkan, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan musuh yang paling kejam
dan jahat. Aku akan berkelahi dengannya dan aku tewas di tangannya. Dia
kemudian memotong hidung dan telingaku. Ketika Perang Uhud berakhir,
ternyata Allah mengabulkan doanya. Para sahabat menemukan jasad Abdullah
bin Jahsyi gugur seperti doanya. Hidung dan telinganya buntung, dan
tubuhnya tergantung pada seutas tali.
Allah memuliakannya dengan pahala syahid bersama Hamzah bin Abdul Muthalib.
Keduanya gugur dan dimakamkan dalam satu liang lahat. Air mata
Rasulullah mengalir membasahi kubur mereka, menambah harumnya darah
syahid yang tertumpah melumuri jasad.
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha
suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
0 on: "Kisah Abdullah bin Jahsyi; Melanggar Larangan di Bulan Haram"