:: Puspen TNI Resmi Tanggapi Iwan Bopeng, Perbuatannya Dilakukan Tidak Hanya di Satu TPS || Posting Bantuan Banjir, Fanspage DivHumasPolri Diserbu Komentar Miring || Prof. Yusril: Mudah-Mudahan Keterangan Saya Bisa Hentikan Kasus Habib Rizieq Petik Hikmah 2017 :: SBY Sepakat Beri Dukungan pilkada Putaran Kedua, Dengan Syarat Menyebut 5 Nama Ikan dalam Bahasa Arab - Petik Hikmah

Ads

Theme images by Storman. Powered by Blogger.

Comments

Facebook

Blog Archive

Elegant Themes

Ad Home

Breaking News

Design

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Featured
Most Popular

Lorem

Lorem Ipsum

Beauty

Lorem Ipsum

About This Blog

Follow us on facebook

Featured

About Me

Business

Advertisement

Follow Us

Sponsor

Popular Posts

Services

Featured Video

I Am The Author

Sunday, February 19, 2017

SBY Sepakat Beri Dukungan pilkada Putaran Kedua, Dengan Syarat Menyebut 5 Nama Ikan dalam Bahasa Arab

 
Petik Hikmah - Engkong Sanwani yang umurnya udah 80 tahun sakit keras di rumah sakit. Pas ditengokin sama anak bontotnya, si Mamat, napas engkong udah tinggal satu-dua.

Mamat lekas manggil Uztad Naim buat lempengin jalan babenya. "Be, sabar ya be," kata si Mamat sambil mendekat ke arah engkong Sanwani yang semakin megap-megap.
 
Mendadak, si engkong kasih isyarat minta diambilkan bolpen. Si uztad buru-buru rogoh bolpen plus robekan amplop di kantong celana.

"Nih Mat, kasih babe lo bolpen sama kertas kecil," kata si Uztaz Naim ke Mamat.

Mamat pun segera gerak cepat. Dalam hatinya, Mamat mikir soal warisan. Kebayang tanah waris di Rawa Belong di kepala Mamat. "Alhamdulillah, ada rezeki di tengah musibah," pikir Mamat dalam hati.

Si engkong buru-buru nulis dengan tangan yang bergetar. Abis selesai engkong nulis, uztad minta Mamat untuk bacain itu surat.

"Mat, ente kagak bacain tuh surat dari babe?" tanya Uztad.

"Kagak enak tad, nanti aja. Suasananya gak enak," kata Mamat sambil ngantongin surat yang ditulis engkong.

Gak lama dari situ lewat juga si engkong. Ina lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Akhirnya, jenazah engkong dibawa uztad dan si Mamat pulang ke Rawa Belong untuk persiapan nguburin.

Sampe rumah, Mamat langsung ngumpulin adek dan mamangnya. Maksudnya mau bacain surat wasiat si engkong.

Pelan-pelan, dibuka deh itu surat. Bukannya ngebaca, Mamat malah pingsan. Dia semaput sampe jungkir balik.

"Buset, berat bener pasti isi wasiatnya," pikir Uztad Naim.

Dengan langkah mantab, si uztad akhirnya ngambil itu kertas sambil bacain pesan terakhir dari Engkong Sanwani. Ternyata pesannya bunyinya begini, "Mat minggir, selang oksigen babe elu injek!"

Kisah di atas hanya sekadar rekaan komedi populer di kalangan masyarakat Betawi. Banyak yang nyebutnya lawakan asal goblek. Asal goblek adalah ucapan celpas ceplos yang umumnya memiliki sisi humor yang tinggi.

Ya, memang Betawi adalah salah satu sutu suku yang memiliki budaya dan khazanah humor yang kaya.

Kalau disuruh memilih siapa pelawak terbaik sepanjang masa, rasanya dalam 10 besar klasemen yang saya susun, nama seniman asal Betawi akan mendominasi.

Mulai Benyamin Sueb, Haji Bolot, dan Oppie Kumis menjadi salah satu contohnya. Jangankan pelawak, politikus atau pengamat asal Betawi saja punya sisi humor tinggi. Sebut saja Haji Lulung dan 'Babe' Ridwan Saidi.

Jadi tak heran, jika pentas Pemilukada DKI juga disikapi dengan banyak ragam humor. Entah yang disengaja ataupun tak disengaja. Entah humor itu disebabkan si calon atau ulah pendukungnya.

Yang jelas, menarik juga kita membedah aspek humor dalam Pemilukada DKI kali ini. Selain jadi hiburan tersendiri, humor nyatanya bisa meredakan tensi yang hingga kini tak juga turun.

Sejarah pun mencatat humor punya peran dalam politik. Bahkan peran humor bisa sampai menghancurkan sebuah bangsa.

Sebagai contoh adalah peran humor di masa Perang Dunia II. Kita tentu mengenal karakter tokoh pantomim legendaris, Charlie Chaplin.

Pada tahun 1940, pria bernama lengkap Sir Charles Spencer Chaplin itu memproduksi, menulis, sekaligus membintangi film berjudul The Great Dictator. Ini adalah film komedi satire untuk mengkritisi sosok pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler.

Film itu tersebar luas sepanjang Perang Dunia II ke kalangan prajurit di garis depan. Ini demi meningkatkan moral prajurit sekaligus menghabisi karakter Hitler yang saat itu tanpak begitu superior.

Lima tahun setelah itu, pasukan di garis depan sekutu bisa menembus wilayah Jerman hingga membuat Hitler dan Nazi luluh lantak.

Contoh lain adalah bagaimana cara Amerika memenangkan Perang Dingin melawan Soviet. Salah satu senjata ampuh Amerika justru bukan senjata, melainkan serial humor kartun The Simpson.

The Simpson garapan Matt Groening jadi salah satu tonggak penghancur moral Soviet. Sejak pertama kali diputar pada 1989 hingga awal 1990-an, the Simpson kerap menampilkan lelucon tentang Soviet.

Hal yang akhirnya membuat muda-mudi Soviet merasa malu akan negaranya sendiri. Serial itu pun lagi disebarkan Amerika ke wilayah Soviet, terutama ke wilayah perbatasan, yang masih bisa mengangkap sinyal antena dari negara lain. Nasionalisme mereka perlahan luntur.

Pada akhirnya serial humor itu sukses dengan propaganda politiknya. Muncul kemudian gerakan dari 12 Republik di Uni Soviet untuk memisahkan diri. Puncaknya Soviet bubar pada Desember 1991, atau dua tahun setelah serial The Simpson diputar perdana.

Apa yang terjadi di Jerman dan Soviet menggambarkan betapa kuatnya pengaruh humor dalam pertarungan dan perang politik dunia. Hal ini juga berlaku dalam pertarungan politik di Indonesia, khususnya Pemilukada DKI yang hingga ini 'perangnya' masih membara.

Dalam kontestasi Pemilukada DKI, sisi humor memang menjadi senjata. Ini utamanya jika kita berkaca pada pertarungan di ranah sosial media.

Sayangnya, lebih banyak humor yang sarkas ketimbang berkualitas. Ini utamanya menyasar pada karakter kandidat yang kerap dihabisi atau dibully dengan strategi menyebar lelucon serta meme di dunia maya.

Karen Scubert lewat artikelnya di USA Today berjudul, “Bazar goes Bizarre”, mengartikan meme adalah kegiatan, konsep, atau slogan untuk memengaruhi satu orang ke orang lain. Biasanya dilakukan dengan mengunggah editan narasi foto atau video.

Strategi melepas lelucon meme aktif dilancarkan para pendukung Ahok pada lawan politiknya. Jika ditilik dari intensitas, kubu Agus Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni yang kerap jadi sasaran. Ini utamanya sebagai respons setelah SBY terlibat aktif dalam kampanye Agus.

Jadilah SBY selalu jadi sasaran bully dengan cara menjadikannya bahan meme. Meme disebar untuk mendeligitimasi setiap pernyataan SBY di sosial media. Mulai dari tema 'lebaran kuda, saya bertanya ke bapak presiden dan kapolri, Antasari, hingga terkait pribadi.

Agus pun tak ketinggalan dibully dengan lelucon seputar pribadi. Tujuan serangan lelucon itu lebih pada penghabisan karakter. Ini juga untuk menutupi isu yang disampaikan SBY dan Agus, utamanya soal tekanan penguasa sepanjang Pemilukada.

Pihak SBY dan Agus memang kerap melontarkan pandangannya yang kerap 'diganggu' penguasa. Ini tak terlepas dari laporan hukum yang mendadak menyerang Sylviana Murni.

Eskalasinya makin meningkat dengan munculnya demo di kediaman pribadi SBY yang disebut ada kekuatan besar yang menggerakkannya. Ditambah pula manuver Antasari 24 jam sebelum pencoblosan yang menuding SBY sebagai dalang kriminalisasi kasus pembunuhan.

Semua protes dan reaksi balik kubu Agus atas serangan kepadanya itu, malah diconter dengan strategi melempar lelucon dan meme. Jadilah humor strategi ampuh untuk menghabisi karakter dan mengaburkan substansi serangan balik SBY dan Agus kepada penguasa.

Sayangnya, kubu Agus memang tak membalas lelucon atau meme itu secara sistematis. Perlawanan balasan memang ada, tapi lebih secara sporadis.

Justru strategi yang lebih efektif dilakukan kubu Anies Baswedan untuk menghadapi bully dan serangan meme lelucon sarkas dari kubu pro Ahok. Secara sistematis, Anies mambalas lelucon dengan humor cerdas. Caranya degan mengunggah video respons jenaka Anies saat mengomentari bully-an terhadapnya di Twitter.

Anies dan Sandi juga menggunakan strategi jenaka sebagai bagian untuk memperkuat //branding// dan program kerjanya. Ini contohnya program Oke Oce. Dengan tarian jenaka, lagu, dan gaya tangan khas yang cukup lucu serta segar, Sandiaga Uno mampu membuat masyarakat tersedot perhatiannya. Sehingga branding Oke Oce benar-benar melekat kuat di kalangan pemilih.

Strategi jenaka juga dilakukan Anies-Sandi dengan menggandeng artis seperti Raffi Ahmad. Sebuah acara dialog ringan yang disisipi humor jadi jualan kampanye pasangan ini pada hari-hari terakhir jelang pencoblosan.

Masih ada pula aksi Anies-Sandi yang memarodikan video Om Telolet Om. Segala strategi ini menyedot atensi publik. Sehingga akhirnya, kesan segar dan jenaka lebih dimiliki pasangan Anies-Sandi ketimbang yang lain.

Humor cerdas inilah yang akhirnya membuat strategi bully dengan lelucon sarkas tidak terlalu mempan pada Anies-Sandi. Strategi lelucon sarkas malah ampuh menimpa Agus-Sylvi yang terkesan lebih formal dan kaku.

Kini memasuki putaran kedua, sisi humor agaknya masih akan menjadi senjata masing-masing kubu, baik Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.

Kubu Ahok sepertinya masih mengandalkan serangan lelucon dan meme untuk membully lawan di sosial media. Di sisi lain, Anies-Sandi dengan strategi humor cerdas yang lebih fokus pada penguatan karakter dan program.

Tapi di sisi lain, lelucon yang pada awalnya menimpa AHY yang sudah tersingkir malah akan menentukan hasil putaran dua. Pendukung Agus-Sylvi yang pada putaran pertama jadi korban bully, kini berbalik memegang kendali.

Menyerang lawan yang suaranya paling rendah memang sejatinya malah menjadi bumerang dalam sistem pemilihan seperti Pemilukada DKI ini. Kebijakan sejumlah tokoh politik, timses, hingga Ahok yang dalam sejumlah kesempatan menyerang Agus, Partai Demokrat, dan SBY kini jadi senjata yang terancam membunuh balik mereka pada putaran kedua.

Karena itu wajar jika kini buzzer Ahok sedang sibuk-sibuknya meredam dan menghapus unggahan meme membully SBY dan Agus. Mereka malah berbalik sibuk memuji setinggi langit Agus demi meraih simpati pemilihnya.

Di sisi lain, kini saatnya kubu Agus yang bisa balas 'membully' lawannya di kotak suara. Karena dengan 900 ribu suara yang mereka miliki, suara Agus akan sangat berpengaruh menentukan siapa pemenang Pemilukada DKI pada putaran kedua. Sebab di sisi lain, Ahok cuma unggul sekitar 150 ribu suara pada putaran pertama atas Anies.

Melihat kondisi ini, sejenak saya bekhayal membayangkan kubu Agus sedang memutar kembali bully-an dari pendukung Ahok. Dari mulai lelucon soal pepo, si mantan, lebaran kuda, demo nasi bungkus, maupun soal Antasari.

Tentu semua kini sedang sibuk merayu kubu SBY dan Agus. Imbalannya bisa dengan mahar politik. Maharnya tentu bukan seperangkat mobil berisi nasi bungkus. Bukan pula dengan sepeda atau ikan tongkol.

Tapi, tokoh sekelas SBY sulit diprediksi. Sulit untuk menerka apa langkah pemimpin yang dikenal sebagai ahli taktik ini pada putaran kedua.

Tapi menjadi seorang SBY saat ini sungguh nyaman. Dia mungkin saja sedang tertawa melihat bagaimana musuh politiknya, kini berbalik menjilatnya.

SBY bisa memetik gitar sambil bernyanyi lagu melankolis kepada para lawan politiknya. Tembang yang pas untuk dibawakan mungkin adalah lagu populer Tetty Kadi berjudul 'Balada Seorang Minta-minta.'

Namun belum juga lagu koalisi terdengar dari SBY, sebuah fiksi humor sudah ramai menghiasi sosial media.

Kisah fiksinya seperti ini. Singkat cerita, SBY akhirnya diajak bertemu untuk membahas koalisi di Istana.

SBY pun sepakat akan memberi hadiah dukungan pada putaran kedua Pemilukada. "Syaratnya penghuni istana bisa menyebut lima nama ikan dalam bahasa Arab!"

Si empunya istana pun menjawab. "Ikan kakaf, ikan fatin, ikan fari, ikan faus, dan ikan fefes."

SBY pun menjawab, "Ya udah, sana ambil sepedanya."

Duh, Pepo jahat....

Kisah di atas tentunya hanya rekaan. Jangan terlalu serius pula menanggapinya. Cukup tersenyum saja sambil menunggu betapa lucunya putaran kedua Pemilukada.

Apa pun itu, putaran pertama Pemilukada DKI telah berlalu. Kini saatnya mengendurkan tensi dengan tertawa. Dan mari kita tertawa sebelum tertawa itu dikriminalisasi![rol]
 

0 on: "SBY Sepakat Beri Dukungan pilkada Putaran Kedua, Dengan Syarat Menyebut 5 Nama Ikan dalam Bahasa Arab"