Petik Hikmah - Salah satu diantara sendi-sendi arkan al-iman yang harus dipercayai oleh setiap mukmin adalah percaya akan datangnya hari kimat. Hari kiamat merupakan unsur penting dalam perjalanan kehidupan manusia dan agama. Pada hari itulah keadilan Sang Maha Kuasa dirasakan, pada hari itu pula lah manusia akan merasakan janji-janji yang telah termaktub pada al-Qur’an maupun al-Sunnah.
Berbicara mengenai hari kiamat, kita tidak bisa memahami bahkan
mengimaninya tanpa mengetahui seluk-beluk dan hal-hal lain yang
berhubungan dengannya. Kemunculan Dajjal, bangkitnya Isa Al-Masih
merupakan dua dari beberapa kejadian yang akan terjadi sebelum datangnya
hari akhir.[1]
Ilustrasi-ilustrasi tentang Dajjal, baik dari sisi hakekat maupun
karakteristik keberadaannya di muka bumi telah dijelaskan sekian banyak
oleh Sang Rasul Al-Amin. Dajjal dengan gelarnya Al-Masih telah merubah
keyakinan dan kehidupan umat. Dengan keistimewaan-keistimewaan yang
difasilitasi oleh Allah, tidak sedikit hamba yang beriman berbalik
menjadi orang-orang yang takluk terhadap fitnahnya. Fitnah yang belum
pernah terjadi sebelumnya ini seakan memberikan kekaguman tersendiri
yang pada akhirnya ia diyakini sebagai sosok Tuhan yang sebenarnya.
Dalam tulisan ini, pembahasan tentang Dajjal secara keseluruhan akan
dipaparkan secara deskriptif-analitik, dengan menggali hadis-hadis yang
berkaitan, pembahasan ini diharapkan mampu memberikan sedikit diskursus
yang menarik untuk diperbincangkan dan dikembangkan. Selain itu, dengan
memahami Dajjal, penulis mengharapkan adanya “tambahan” keyakinan dan
kepercayaan bahwa Dajjal sudah di depan mata. Sehingga kita dapat
berhati-hati serta menyiapkan diri dalam menghadapai kebohongan yang
luar biasa ini.
A. Sejarah Al-Masih Al-Dajjal
Salah satu diantara tanda-tanda telah begitu dekatnya hari kiamat adalah
munculnya seorang dajjal dengan gelar Al-Masih.[2] Lafal Al-Masih
dapat berarti Al-Shiddiq (yang benar/yang suka kebenaran)[3] dan
Al-Kadzdzab (yang suka berbohong). Kata tersebut dapat diungkapkan
untuk Nabi Isa r.a. dan juga untuk Dajjal itu sendiri. Akan tetapi jika
digunakan untuk Dajjal maka penisbatan tersebut mengandung beberapa
makna.[4]
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa salah satu alasan penisbatan
Al-Masih Al-Dajjal adalah terhapusnya (cacat) mata Dajjal sehingga tidak
dapat melihat. Rasullullah SAW bersabda:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ
حَدَّثَنَا أَبُو ضَمْرَةَ حَدَّثَنَا مُوسَى عَنْ نَافِعٍ قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا
بَيْنَ ظَهْرَيْ النَّاسِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ
لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلَا إِنَّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ
الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ وَأَرَانِي اللَّيْلَةَ
عِنْدَ الْكَعْبَةِ فِي الْمَنَامِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا
يُرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ
رَجِلُ الشَّعَرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى
مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا
فَقَالُوا هَذَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ثُمَّ رَأَيْتُ رَجُلًا
وَرَاءَهُ جَعْدًا قَطِطًا أَعْوَرَ الْعَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ
رَأَيْتُ بِابْنِ قَطَنٍ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلٍ
يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا الْمَسِيحُ الدَّجَّالُ
تَابَعَهُ عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ[5]
Selain itu, gelar Al-Masih disandang oleh Dajjal karena dia memiliki
kemampuan menghapus bumi, melangkahinya dengan sekali langkah dan
memotongya. Sedang lafal Dajjal memiliki makna tertutup dan tercampur.
Penisbatan nama Dajjal kepadanya karena ia mampu menutupi kebenaran
dengan kekuatan mistiknya, serta menyelimuti dari manusia dengan
pengakuan dan kebohongan.[6] Ada juga yang mengatakan bahwa ia menutupi
dengan banyaknya kelompoknya.
Sejarah mencatat, penisbatan nama Dajjal juga digunakan oleh Rasulullah
SAW untuk para pendusta agama.[7] Rasulullah SAW menjanjikan menculnya
para Dajjal hingga berjumlah 30 pendusta. Dan yang terahir kali keluar
adalah raja pendusta Al-Masih Al-Dajal yang akan keluar di akhir zaman.
B. Dajjal yang dijanjikan Rasulullah
Setiap Rasul yang diutus telah memberikan peringatan kepada kaumnya akan
bahaya fitnah Dajjal. Namun peringatan Rasulullah SAW kepada umat Islam
merupakan peringatan yang tidak pernah disampaikan oleh para nabi
sebelumya. Barangkali Rasulullah sendiri yakin bahwa umatnyalah yang
akan menghadapi fitnah Dajjal, sebab umat Islam adalah umat terakhir
yang akan menghadapi huru-hara akhir zaman. Maka pesan-pesan beliau
kepada umatnya tentang Dajjal sedemikian banyak bertebaran pada
hadis-hadis tentang fitnah.[8]
Banyaknya riwayat tersebut menunjukkan agar perhatian umat Muhammad
kepada Al-Masih Al-Dajjal banyak dicurahkan untuknya, meski bukan
berarti melupakan yang lainnya. Sebagai bukti, bahwa setiap hari kita
tidak boleh melupakan Dajjal adalah perintah Rasulullah untuk memohon
perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal setiap akhir shalat. Nabi
berdo’a:
حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ طَاوُسٍ الْيَمَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمْ السُّورَةَ مِنْ
الْقُرْآنِ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ[9]
Kepada Dajjal, Allah memberikan kehendak-Nya, menjadikanya mampu berbuat
sesuatu di luar nalar akal manusia. Allah memberikan kekuatan dasyat
yang tidak penah diberikan kepada makhluk selainnya. Semua ini
dimaksudkan untuk menguji keimanan para hamba-Nya dan mengetahui siapa
yang tetap berpegang teguh dengan janji Rasulullah SAW disaat fitnah
tiba. Sehingga sangat ironis jika umat Islam tidak berhati-hati akan
datangnya Dajjal al-Mau’ud.
C. Ciri-ciri dan sifat Dajjal dalam Hadis Nabi SaW
Informasi tentang Dajjal hanya bersumber kepada hadis-hadis Rasul,
riwayat-riwayat yang menunjukan ciri-ciriya sangat banyak. Setidaknya
Abu Fatiah Al-Adnani mencatat tiga belas riwayat yang menunjukakn
ciri-ciri Dajjal, yaitu:[10]
1. Dari Ibnu Umar Rasulullah SAW bersabda, “maka aku pergi sambil
menoleh , tiba-tiba ada lelaki yang berkulit merah dan rambutnya
berombak.”
2. Dari Khudzaifah bin Yaman bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal
adalah orang yang cacat mata kirinya dan rambutnya keriting seperti
buih karena lebatnya.”
3. Dalam hadis Khudzaifah disebutkan, “Sesungguhnya Dajjal itu
matanya terhapus dan diatasnya terdapat selaput mata yang tebal...”
4. Dari Abu Sa’id Al-Khudhri bahwa Rasulullah bersabda,”dan
tidaklah diutus seorang nabi yang diikuti itu kecuali untuk
memperingatkan kaumnya terhadap Dajjal. Aku telah menerangkan bahwa ia
cacat, sedangkan Tuhan kalian tidaklah cacat. Mata kanannya menonjol dan
tidak dapat disembunyikan, seolah-olah dahak yang berada di dinding
kapur, sedangkan mata kirinya seperti planet yang bulat..”
5. Dari Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”ketika saya sedang
tidur, saya bermimpi melakukan thawaf di Baitullah, lalu beliau
mengatakan bahwa beliau melihat Isa Ibnu Maryam a.s. kemudian melihat
Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya dengan sabdanya,” dia itu seorang
laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta
sebelah dan matanya itu seperti buah anggur yang masak (tak bersinar).
Para sahabat berkata,”Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathan, seorang
laki-laki dari Khuza’ah.
6. Dan diantara ciri-cirinya ialah seperti yang disebutkan dalam
hadis Fatimah binti Qais mengenai kisah Al-Jasash, dalam riwayat itu
Tamim al-Dari berkata,” ......lalu kami berangkat dengan segera sehingga
ketika kami sampai di biara tiba-tiba disana ada seorang yang besar
(hebat) dan diikat sangat erat...”
7. Dalam hadis Imran bin Husain, ia bekata, saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda,”semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya
hari kamat tidak ada makhluk yang lebih besar daripada Dajjal.”
8. Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam
hadis Abi Sa’id Al-Khudri dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad. Ibnu
Shayyad berkata kepada Abi Sa’id,”saya bertemu orang banyak dan mereka
mengira saya ini Dajjal. Bukankah anda pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda bahwa Dajjal tidak punya anak (keturunan)? Abu Sa’id menjawab ,
“betul” Ibnu Shayad berkata lagi, “padahal saya punya anak...”
9. Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut-nyebut
dihadapan orang banyak, lalu beliau bersabda,”sesunguhnya Allah tidak
buta sebelah matanya. Ketauhilah, sesungguhnya Al-Masih Al-Dajjal itu
buta sebelah matanya yang kanan seakan-akan matanya itu buah anggur yang
tersembul.”
10. Ubadah bin Al-Shamit meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda,” sesungguhnya Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan gemuk,
berambut keribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak menonjol
serta tidak tenggelam..”
11. Dalam hadis Abu Hurairah Rasulullah bersabda,” adapun Masih
kesesatan itu adalah buta sebelah matanya, lebar jidatnya, bidang
dadanya bagian atas dan bengkok (kakinya)
12. Dalam hadis Khudzaifah Rasululah bersabda,” Dajjal tu buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya.”
13. Dalam hadis Anas Rasulullah SAW bersabda,”dan diantara kedua
matanya termaktub tulisan “kafir” yang kemudian dia mengejanya ka-fa-ra
yang dapat dibaca oleh orang muslim.
Perlu diperhatikan bahwa dalam riwayat-riwayat diatas disebutkan bahwa
Dajjal buta matanya yang sebelah kanan dan pada riwayat lain dijelaskan
bahwa Dajjal buta matanya yang sebelah kiri. Setelah di tarjih, kedua
riwayat yang bertentangan tersebut bagi Ibu Hajar riwayat yang
menyatakan bahwa riwayat yang menyatakan bahwa Dajjal buta sebelah kiri
lebih kuat, karena kuatnya Ibnu Umar.
D. Waktu dan tempat keluarnya dajjal
Tidak banyak ditemukan riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang waktu
dan tempat keluarnya Dajjal. Bahkan tidak terdapat satupun informasi
yang menjelaskannya secara pasti tentang hal tersebut. Hadis Tamim
Al-Dari yang diriwatkan oleh Fatimah binti Qais menjelaskan posisi
Dajjal berad diluar Yaman.
Abu Hurairah berkata: saya mendengarkan Abu Al-Qasim berkata,”si buta
Dajjal akan keluar dari arah timur pada zaman kegelapan yaitu zaman
perpecahan manusia.”[11] Riwayat-riwayat ini tidak menunjukkkan
kejelasan yang pasti waktu dan tempat munculnya Dajjal. Dengan demikian
para Ulama’ menilai hal ini sebagai hikmah yang terkandung di dalamnya
sehingga manusia diharapkan selalu bersiap diri dalam menghadapi
kemunculan manusia laknat tersebut.
Secara keseluruhan, riwayat-riwayat yang ada menunjukkan adanya
priodesasi kemunculan Dajjal. Priode pertama, Dajjal keluar untuk unjuk
kekuatan, mebuat fitnah dan talbis, mencari pendukung, dan menebar
propaganda bahwa dirinya adalah manusia yang baik dan bijaksana.[12]
Selama masa ini Dajjal mendapatkan kemenangan dan banyak mengalahkan
musuh-musuhnya. Priode ini berlangsung cukup panjang. Jika merujuk pada
pendapat yang menyatakan bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, maka sejak
saat itu pula Dajjal sudah keluar. Ada riwayat yang menunjukkan bahwa ia
keluar selama 40 hari, akan tetapi hari pertamanya bagai 1 tahun, hari
keduanya bagai satu bulan dan hari ketiganya bagai satu pekan.[13]
Priode kedua, merupakan priode keluarnya Dajjal untuk yang kedua kalinya
yaitu masa pertempuran terakhir antara Dajjal dengan kaum muslimin dan
itu terjadi setelah kedatangan Al-Mahdi.[14] Pendukung Dajjal adalah
Yahudi Ashbahan[15] yang tinggal di sebuah perkampungan Yahudiyyah.
Jumlah mereka sebanyak 70.000 orang, semua menggunakan seragam yang
sama.[16]
Keluarnya Dajjal dari arah timur ini disebabakan oleh kemarahan, hal itu
sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat; “sesungguhnya Dajjal
akan keluar karena suatu kemarahan.”[17] Kedatangan Dajjal ini terjadi
setelah Al-Mahdi dan kaum muslimin berhasil menaklukan konstantin.[18]
Diriwayatkan dari Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. ia berkata Rasulullah SAW
bersabda kepada kami, “Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur
yang bernama Khurasan.”[19] Ibnu Katsir berkata,”Maka Dajjal akan muncul
dari Ashbahan, dari kampung yang bernama Al-Yahudiyyah.”[20] Pendapat
ini dapat dibuktikan dari hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي
مُزَاحِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ
إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتْبَعُ
الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ
الطَّيَالِسَةُ[21]
E. Fitnah Dajjal dan cara berlindung darinya
Fitnah Dajjal merupakan fitnah paling besar diantara fitnah-fitnah yang
ada semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari kiamat. Hal
ini disebabkan Allah memberikan hal-hal luar biasa padanya yang memukau
dan membingungkan akal pikiran. Semua yang ditampakkan oleh Dajjal
merupakan hal-hal yang sangat luar biasa.
Dari hadis-hadis tetang Dajjal dan keterangan para Ulama’ disimpulkan bahwa diantara fitnah Dajjal adalah sebagai berikut:[22]
1. Dajjal datang dengan membawa surga dan neraka. Siapa yang masuk
ke surga Dajjal maka Allah akan mengadzabnya dengan neraka Allah, dan
barang siapa yang bersabar denag neraka Dajjal, ia akan masuk surga yang
sesungguhnya.
2. Dajjal diberi kemampuan untuk memerintahkan langit agar
menurunkan hujan dan memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuhan.
Sehinggga bagi orang-orang yang mengimaninya, mereka akan mendapatkan
harta yang berlimpah.
3. Diantara fitnahnya adalah ia memaksa seorang manusia, lalu
membunuh dan memotognya dengan gergaji hingga tubuhnya terbelah menjadi
dua, lalu dihidupkan kembali manusia tersebut dan memaksanya agar
beriman kepadanya.
4. Dajjal mampu mendatangi sebuah bangunan yang runtuh, kemudian ia
meminta agar semua hata simpanannya keluar, maka secara tiba-tiba harta
itu akan berterbangan mengikutinya seperti sepasukan lebah yang
terbang.
5. Dajjal mampu menghidupkan kembali orang yang telah mati,
sehingga banyak orang yang menyangka dialah Tuhan yang sesungguhnya.
Untuk dapat lebih jelasnya, semua fitnah tersebut telah diperingatkan
oleh Rasulullah SAW yang direkam oleh para sahabatnya yang dapat kita
jumpai di beberapa kitab hadis. Sebagai contoh adalah hadis berikut:
حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ
وَالْحَسَنُ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَأَلْفَاظُهُمْ
مُتَقَارِبَةٌ وَالسِّيَاقُ لِعَبْدٍ قَالَ حَدَّثَنِي و قَالَ الْآخَرَانِ
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا
أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا
حَدِيثًا طَوِيلًا عَنْ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ
يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ
فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ
خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ
فَيَقُولُ الدَّجَّالُ أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ
أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ
فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا
كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ قَالَ فَيُرِيدُ
الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ قَالَ أَبُو
إِسْحَقَ يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام
و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ
أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي
هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ[23]
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, peringatan Rasulullah SAW terhadap
umatnya akan fitnah Dajjal sangat keras, tidak hanya sekedar
menakut-nakuti atau mengancam, tetapi Sang Nabi juga memberikan
pengajaran untuk berlindung dari fitnah kubra tersebut. Diantara
petunjuk-petunjuk yang diajarkan olehnya adalah:
1. Berpegang teguh kepada din al-Islam dan bersenjatakan iman.
Mengetahui nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya dengan baik dan tidak
bersekutu padanya dengan seorang pun, sehingga dapat mengidentifikasi
bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum sedang Allah Maha
Suci dari semua itu. Dajjal adalah buta sebelah matanya sedangkan Allah
tidak,[24] dan sebagainya.
2. Memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal, khususnya
pada waktu shalat. Hal ini bayak dimuat hadis-hadis shahih.[25]
3. Berlari dan menjauhi Dajjal. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa
Dajjal tidak akan menginjakkan kakinya di Mekkah dan Madinah.
F. Terbunuhnya Dajjal
Kedigdayaan Dajjal yang berlangsung sekian lama akan mulai tergusur
tatkala Isa Al-Masih diturunkan oleh Allah SWT untuk mengembalikan dan
menyelamatkan umat manusia kepada agama yang fitrah yaitu agama Islam.
Nabi Isa a.s. turun di menara putih di timur Masjid Jami’ Al-Umawi
Damaskus.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa ia berkata: telah
bersabda Rasulullah SAW,” Dajjal akan keluar pada waktu agama sudah
tidak diperhatikan dan ilmu (agama) sudah ditinggalkan orang. Kemudian
turunlah Isa Ibnu Maryam, lalu beliau menyeru pada waktu sahur dengan
mengatakan, “wahai manusia! Apakah yang menghalangi kamu untuk keluar
menghadapi pembohong yang buruk ini? “mereka berkata,” Ini seorang
lelaki bangsa jin. “lalu mereka keluar, tiba-tiba mereka jumpai Isa bin
Maryam, lantas iqamati untuk shalat dan orang-orang pun berkata kepada
beliau, “silahkan anda maju untuk menjadi imam, wahai Ruh Allah.” Beliau
menjawab, hendaklah imam dari kalian saja yang maju ke depan untuk
menjadi imam. “maka ketika beliau selesai menunaikan shalat shubuh,
orang-orang keluar menemui beliau. Maka sang pembohong (Dajjal) melihat
beliau, dia meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Lalu beliau
menuju kepadanya dan membunuhnya, hingga pohon-pohon dan batu-batu
berkata,” wahai Ruh Allah! Ini ada orang Yahudi! Maka tidak ada seorang
yang mengikuti Dajjal melainkan dibunuhnya.”[26]
Dengan terbunuhnya Dajjal, maka berakhirlah kegelapan dan kedustaan yang
mengungkung umat selama fitnah kubra. Bersamaan dengan itu Allah akan
menyelamatkan orang-orang yang beriman dari kejahatannya dan kejahatan
para pengikutnya melalui tangan Ruh Allah dan kalimat-Nya, yaitu Isa
Ibnu Maryam dan pengikut-pengikut beliau yang beriman.
Kesimpulan
Setidaknya terdapat beberapa hal yang perlu direnungkan dalam memahami Al-Masih Al-Dajjal. Yaitu:
· Dajjal merupakan makhluk Allah yang diutus untuk menguji
ketahanan keimanan umatnya. Ia merupakan suatu peringatan bagi hambanya
agar selalu tetap berada pada jalan Allah yaitu al-din al-Islam. Dan
merupakan simbol kehancuran dunia.
· Pengetahuan fundamental yang harus dipahami dalam membedakan
kedigdayaan Dajjal dan kekuasaan Allah adalah sisi fisikya. Allah tidak
akan pernah dilihat oleh mata telanjang hambanya di dunia ini, sedangkan
Dajjal dan perawakan dan kebutaannya manusia dapat melihatnya. Dan ia
adalah pembohong yang harus ditolak ajakan dan ajarannya.
0 on: " Benarkah Kedatangan Dajjal, Tanda Kiamat?"