Foto : Ilustarsi Google
Pemimpin Dilarang Mengambil Keputusan Dalam Keadaan Emosional
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ كَتَبَ أَبِي إِلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ وَهُوَ قَاضٍ أَنْ لَا تَحْكُمْ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَأَنْتَ غَضْبَانُ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحْكُمْ الْحَاكِمُ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَأَبُو بَكْرَةَ اسْمُهُ نُفَيْعٌ
Janganlah seorang pemimpin (hakim) itu menghukumi antara dua orang yang berseteru dalam keadaan marah (emosional)
Keputusan seorang presiden adalah dasar
dari kebijakan sebuah negara.
Begitu juga keputusan seorang pimpinan
dalam sebuah organisasi adalah acuan dalam menjalankan roda organisasi.
Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan atau mengeluarkan kebijakan,
seorang pemimpin sebaiknya tidak sedang dalam keadaan “panas”, marah,
atau emosional. Hal ini bukan saja ditentang oleh hadis nabi s.a.w
melainkan juga dikutuk oleh teori manajemen organisasi.
Dalam teori
manajemen organisasi dijelaskan bahwa seseorang tidak boleh mengeluarkan
atau membuat keputusan dalam keadaan marah atau emosi yang tidak
stabil. Bila dipaksakan, maka keputusan itu dihasilakan dari sebuah
proses yang kurang matang dan terburu-buru sehingga dampaknya akan
sangat merugikan terhadap pelaksana keputusan tersebut.
Meski di dalam hadis ini yang disebutkan
adalah hakim, namun secara substansial kita sepakat bahwa dalam keadaan
emosi labil, siapapun orangnya, baik hakim, pemimpin, maupun orang awam
sekalipun, sebaiknya tidak perlu mengambil keputusan.
Banyangkan bila
kita sedang bertengkar dengan istri di rumah misalkan, tetapi setelah di
tiba di kantor kita disuguhi sebuah persoalan yang harus diputuskan,
maka bisa jadi sisa-sisa emosional kita di rumah, secara sadar atau
tidak, akan ikut terbawa hingga ke kantor dan mempengaruhi kita dalam
memutuskan sebuah perkara.
Oleh sebab itu, bila kita hendak mengambil
keputusan maka terlebih dahulu kita harus mendinginkan suasana dan
menengkan pikiran sehingga semua pertimbangan bisa kita akomodir secara
seimbang dan matang.[I/L]
0 on: "Pemimpin Dilarang Mengambil Keputusan Dalam Keadaan Emosional"