Foto : iluistrasi Google
Wajib Berkata Benar Kepada Pemimpin Meski Terasa Pahit
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أُنَاسٌ لِابْنِ عُمَرَ إِنَّا نَدْخُلُ عَلَى سُلْطَانِنَا فَنَقُولُ لَهُمْ خِلَافَ مَا نَتَكَلَّمُ إِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِمْ قَالَ كُنَّا نَعُدُّهَا نِفَاقًا
Petik Hikmah - Ada serombongan orang yang berkata kepada
ibnu umar; kalau kami bertemu dengan para pemimpin kami maka kami pasti
mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan apa yang kami
katakan bila tidak bertemu dengan mereka (pemimpin). Ibnu umar berkata:
hal itu kami anggap sebagai sebuah sikap munafik. (hr. Bukhori)
Ada satu tradisi buruk yang sering kita
lakukan ketika kita menghadap pimpinan, yaitu, selalu mengatakan yang
baik-baik, yang senang-senang, dan yang sukses-sukses. Tradisi ini bukan
saja dilakukan oleh para menteri ketika menghadap presiden, melainkan
tidak jarang juga dilakukan oleh rakyat biasa. Jelas, kalu menteri
melakukan tradisi buruk itu dengan tujuan menjilat dan mengharap pujian
dari sang pemimpin (presiden).
Tapi yang tidak bisa kita fahami ternyata
tidak sedikit rakyat biasa juga melakukan praktik buruk tersebut.
Memang, bila rakyat biasa tidak separah sebagaiman dilakukan menteri,
akan tetapi sebuah sikap berdiam diri ketika berhadapan dengan pemimpin
adalah sebuah sikap yang oleh hadis di atas bisa dikategorikan sebagai
“munafik”.
Padahal, bila kita bertemu pemimpin kita, misalkan kita
mendapat kesempatan bertemu langsung dengan presiden kita, maka harus
kita manfaatkan waktu pertemuan itu untuk mnegatakan yang sebenarnya
tentang situasi atau kehidupan rakyat yang dipimpinnya.
Di hadapan
pemimpin itulah justru sebuah kesempatan untuk mengatakan bahwa,
misalnya, rakyat sedang kekuranagn pangan, rakyat butuh pendidikan
gratis, rakyat butuh harga murah, dsb. Bila pemimpin yang bersangkutan
marah dan mengancaman sikap tegas kita, maka kita jangan sekali-kali
mundur, karena itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Dan membohongi
kenyataan adalah sama dosanya dengan berbuat munafik. Oleh sebab itu,
hadis ini sangat relevan dengan situasi indoensia saat ini yang banyak
diwarnai oleh sikap kepura-puraan dalam berperilaku dan berkomunikasi
dengan pimpinan.[I/L]
0 on: "Wajib Berkata Benar Kepada Pemimpin Meski Terasa Pahit"