Foto : ilustrasi google
Kepemimpinan Tidak Mengenal Warna Kulit
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ
Anas r.a berkata : bersabda rasulullah 
saw: dengarlah dan ta’atlah meskipun yang terangkat dalam pemerintahanmu
 seorang budak habasyah yang kepalanya bagaikan kismis. (buchary)
Penjelasan:
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. 
Begitu pula nabi muhammad s.a.w diutus sebagai nabi bukan hanya untuk 
orang arab saja, melainkan untuk semua umat manusia. Karena itu, para 
pengikut nabi bukan saja dari kalangan suku quraisy yang menjadi suku 
bergengsi saat itu, melainkan juga dari suku-suku lainnya yang sebelum 
datang islam termasuk suku “hina”. 
Bahkan kita mengenal salah seorang 
sahabat nabi yang bernama bilal bin rabah yang warna kulitnya cukup 
hitam legam. Padahal, sebelum datangnya ajaran islam di arab dulu, orang
 kulit hitam adalah termasuk kelompok suku yang sebagian besar 
berprofesi sebagai budak. Mereka sama sekali tidak dihargai dan tidak 
diperlakukan sebagaimana manusia yang lain. Akan tetapi setelah turun 
ajaran islam, semua batasan-batasan ras, warna kulit, dan golongan itu 
dihapus, dan semua manusia adalah sama statsunya di muka allah, hanya 
keimanan dan ketaqwaanlah yang membedakan mereka.
Pengakuan islam terhadap dimensi 
kemanusian universal bukan hanya dalam pergaulan sosial sehari-hari, 
melainkan islam juga mengakui semua orang berhak menjadi pemimpin. Tidak
 peduli mereka itu berkulit hitam, coklat, merah, hijau, dsb, asalkan 
bisa memimpin secara adil, maka dia berhak untuk menjadi pemimpin. Dalam
 konteks ini, keadilan dan kejujuran menjadi kriteria paling pokok dalam
 menentukan seorang pemimpin, bukan warna kulit atau asal golongan. 
Dan 
apabila yang terpilih sebagai pemimpin adalah dari kalangan kulit hitam,
 islam juga mewajibkan kita agar tidak boleh meremehkan pemimpin itu. 
Akan tetapi kita juga harus mematuhi semua perintahnya (selama tidak 
untuk ma’siyat) sebagaimana kita mematuhi perintah pemimpin-pemimpin 
yang lain.[I/L]




0 on: "Kepemimpinan Tidak Mengenal Warna Kulit"