Gema Pembebasan Malang: Rezim Jokowi-JK Pengkhianat
Gema Pembebasan Malang (9/1/2017), mahasiswa merupakan bagian integral dalam sebuah negara. Sosial of Control menjadi salah satu fungsi pokok mahasiswa, mengoreksi kebijakan penguasa merupakan implikasi dari fungsi tersebut. Gema Pembebasan Malang menjadi salah satu pergerakan yang menjalankan fungsi pokok sebagai mahasiswa.
Kali ini Gema Pembebasan Malang Raya mengadakan aksi damai dengan tema “Kado Pahit 2017: BBM, Listrik, Sembako, Pajak Semua Naik bukti Rezim Jokowi-JK Pengkhianan, Tegakkan Syariah dan Khilafah”.
Aksi tersebut merupakan respon atas kebijakan dari penguasa yang Dzolim
terhadap rakyat berupa kenaikan harga BBM, kenaikan pajak motor 5
tahunan, kenaikan listrik serta mahalnya bahan makanan seperti cabai
yang mencapai 120 ribu/kg. Alih – alih kebijakan penguasa tersebut pro
kepada rakyat, namun justru menyengsarakan.
Gema Pembebasan bersama dengan kurang lebih 100 mahasiswa seluruh Malang
Raya yang terletak di Perempatan Jalan Veteran mengawali aksi dengan
pembacaan ayat suci Al Qur’an. Dilanjutkan dengan orasi-orasi jalanan
dari perwakilan kampus kampus besar di Malang seperti Universitas
Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), UIN Maliki
Malang, dan Universitas Negeri Malang (UM).
“Segala bentuk kedzoliman penguasa tidak lain dan tidak bukan disebabkan
oleh sistem kehidupan yang rusak yaitu kapitalis dan demokrasi.
Alangkah indahnya seadainya sistem yang rusak tersebut di ganti dengan
syariat Islam. Karena syariat Islam tidak akan melahirkan kebijakan –
kebijakan yang menyengsarakan. Bukti selama 13 abad masyarakat sejahtera
dibawah naungan syariah dan Khilafah cukuplah menjadi bukti bagi kita
semua”, teriakan salah satu orator di tengah padatnya lalu–lalang
kendaraan.
Selain orasi jalanan aksi Gema Pembebasan Malang diisi dengan
membentangkan spanduk, poster, penyebaran media dakwah dan mengibarkan
Al Liwa’ dan Ar Roya’. Menundukkan kepala serta menengadahkan tangan
keatas sebagai bentuk doa berharap bahwa Allah mengangkat semua
kedzoliman serta bersegera menurunkan Pertolongan-Nya dengan tegaknya
Syariah dan Khilafah. Doa tersebut sebagai tanda brakhirnya aksi Gema
Pembebasan Malang. [gp_malang]
Dakwah Media - Gema Pembebasan Malang (9/1/2017), mahasiswa merupakan bagian integral dalam sebuah negara. Sosial of Control
menjadi salah satu fungsi pokok mahasiswa, mengoreksi kebijakan
penguasa merupakan implikasi dari fungsi tersebut. Gema Pembebasan
Malang menjadi salah satu pergerakan yang menjalankan fungsi pokok
sebagai mahasiswa.
Kali ini Gema Pembebasan Malang Raya mengadakan aksi damai dengan tema “Kado Pahit 2017: BBM, Listrik, Sembako, Pajak Semua Naik bukti Rezim Jokowi-JK Pengkhianan, Tegakkan Syariah dan Khilafah”.
Aksi tersebut merupakan respon atas kebijakan dari penguasa yang Dzolim
terhadap rakyat berupa kenaikan harga BBM, kenaikan pajak motor 5
tahunan, kenaikan listrik serta mahalnya bahan makanan seperti cabai
yang mencapai 120 ribu/kg. Alih – alih kebijakan penguasa tersebut pro
kepada rakyat, namun justru menyengsarakan.
Gema Pembebasan bersama dengan kurang lebih 100 mahasiswa seluruh Malang
Raya yang terletak di Perempatan Jalan Veteran mengawali aksi dengan
pembacaan ayat suci Al Qur’an. Dilanjutkan dengan orasi-orasi jalanan
dari perwakilan kampus kampus besar di Malang seperti Universitas
Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), UIN Maliki
Malang, dan Universitas Negeri Malang (UM).
“Segala bentuk kedzoliman penguasa tidak lain dan tidak bukan disebabkan
oleh sistem kehidupan yang rusak yaitu kapitalis dan demokrasi.
Alangkah indahnya seadainya sistem yang rusak tersebut di ganti dengan
syariat Islam. Karena syariat Islam tidak akan melahirkan kebijakan –
kebijakan yang menyengsarakan. Bukti selama 13 abad masyarakat sejahtera
dibawah naungan syariah dan Khilafah cukuplah menjadi bukti bagi kita
semua”, teriakan salah satu orator di tengah padatnya lalu–lalang
kendaraan.
Selain orasi jalanan aksi Gema Pembebasan Malang diisi dengan
membentangkan spanduk, poster, penyebaran media dakwah dan mengibarkan
Al Liwa’ dan Ar Roya’. Menundukkan kepala serta menengadahkan tangan
keatas sebagai bentuk doa berharap bahwa Allah mengangkat semua
kedzoliman serta bersegera menurunkan Pertolongan-Nya dengan tegaknya
Syariah dan Khilafah. Doa tersebut sebagai tanda brakhirnya aksi Gema
Pembebasan Malang. [gp_malang]
0 on: "Gema Pembebasan Malang: Rezim Jokowi-JK Pengkhianat"